Dokumen Lampiran
No | Deskripsi | Filename | Filesize | Dowload |
---|---|---|---|---|
1 | White Book Indonesia Digital | white-book-indonesia-digital.pdf | 16.4 MB | Dokumen |
Jakarta, 26/12/2019 Kemenkeu – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mengadakan diskusi Telematika Akhir Tahun 2019 bertajuk “Indonesia Digital Readiness towards Dual Giga Connected and Intelligent Nation” pada Senin (23/12) di The Ritz Carlton Hotel – Pacific Place, Jakarta.
“Digitalisasi telah menimbulkan perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, sejalan dengan perkembangan internet yang pesat,” kata Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo.
Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) yang andal dengan kecepatan tinggi dibutuhkan untuk menghubungkan infrastruktur ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri (KI) dan kawasan pariwisata, serta UMKM. Selain itu, dengan penggunaan TIK akan menimbulkan efisiensi tinggi dalam menghubungkan Sabang sampai Merauke.
Dalam kesempatan yang sama, Kemenko juga meluncurkan Buku Putih (White Book) berjudul “Indonesia Digital for Future Economy & Inclusive Urban Transformation”. Penerbitan Buku Putih ini merupakan bentuk sinergi yang diharapkan akan menjadi dasar mengarahkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pemerataan dan seluruh manfaat dalam pembangunan, khususnya ekonomi digital yang inklusif, adil dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sejalan dengan rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru ke Provinsi Kalimantan Timur, diharapkan buku putih ini bisa memberikan gambaran awal kemampuan digital lintas sektor pemerintahan untuk aplikasi layanan publik utama seperti kependudukan, kesehatan, logistik dan perhubungan, manajemen risiko bencana, serta layanan finansial.
Di samping itu, beberapa acuan standar pita lebar (Broadband Standard Recommendation), ketentuan/kebutuhan kinerja (performance requirements) untuk high data rate, dan strategi International Telecommunication Union (ITU) 2020-2023 diharapkan dapat memberi gambaran kebutuhan awal pemindahan IKN berbasis TIK.
Sementara, Asisten Deputi Telematika dan Utilitas Kemenko Perekonomian Eddy Satriya menambahkan, arah kebijakan strategis yang disampaikan dalam buku putih tersebut menekankan pada pembangunan dan pemerataan infrastruktur digital untuk memacu tumbuhnya inovasi pada industri vertikal kreatif, serta pengembangan sumber daya di bidang TIK yang andal.
Kebutuhan konektivitas teknologi broadband terkini seperti 5G, layanan wireless broadband di rumah-rumah dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta penggelaran fiber optik teknologi yang kokoh menjadi fondasi paling esensial dalam merancang pembangunan infrastruktur digital.
“Ini juga akan menjadi motor penggerak utama terjadinya digitalisasi yang mendorong tumbuhnya inklusivitas dan memupus kesenjangan digital di tanah air, efisiensi di segala sektor, serta inovasi-inovasi baru, sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo untuk pembangunan berkelanjutan,” tutur Eddy. (nr/ds)